Skip to content Skip to navigation

DIES NATALIS GMKI KE-67: PP GMKI MENGGELAR PERTEMUAN NASIONAL BAHAS DEMOKRASI PANCASILA

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang turut berproses dalam membangun dan membentuk Indonesia, secara kesejarahannya cikal bakal GMKI telah ada sejak tahun 1920 an seiring dengan sejumlah perguruan tinggi di Jawa, yakni saat itu berentitas sebagai suatu persekutuan mahasiswa, kemudian pada 28 Desember 1932 berdiri organisasi Cristelijke Studenten Vereeniging op Java, dipelopori oleh Dr. Johanes Leimena (akrab disapa Om Jo), Ir. C.L van Doorn, dan Dr. Hendrik Kraemer. CSV op Java pertama kali dipimpin oleh dr. Johannes Leimena. Proses perjanan CSV op Java seterusnya beriringan dengan dinamika politik kebangsaan di Indonesia ketika itu. Masuknya Jepang ke Indonesia sebagai konsekuensi perang dikawasan Pasifik, menjadi momen berakhirnya eksistensi CSV op Java dikarenakan kebijakan otoritas Jepang yang melarang organisasi bentukan era pendudukan Belanda, sehingga secara praktis CSV op Java tidak lagi eksis sejak tahun 1942, kemudian setela itu berdiri Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) yang pergerakannya tidak berbeda dengan CSV op Java, yakni  persekutuan dan penelaahan Alkitab.  

Perjalanan sejarah hadirnya GMKI tidak berhenti saat berdirinya PMKI ditahun 1945, saat itu dipenghujung tahun 1940 an, dibentuk persekutuan baru yang menggunakan nama CSV (tanpa op Java), persekutuan ini kerap disebut CSV baru. Antara PMKI dan CSV baru sesungguhnya dalam hal pergerakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga setelah sempat terjadi pergesekan diantara kedua organisasi tersebut, pada 9 Februari 1950, bertempat dikediaman Om Jo dikawasan Jl. Teuku Umar No 36 Menteng, dipersatukanlah dua organisasi aras pergerakan mahasiswa kristen, yakni Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) dan Christelijke Studenten Veeriniging, mereka melebur dalam satu persekutuan baru yang dinamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Om Jo saat penyatuan PMKI dan CSV baru menjadi GMKI, menyampaikan pidato yang hingga sekarang menjadi bagian dari pendidikan kader GMKI, yakni "Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leerschool) dari orang-orang yang mau bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri ditengah dua proklamasi : Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian, dan Kebangkitan". Saat ini PP GMKI telah memiliki cabang disemua provinsi diwilayah Indonesia, dan kepemimpinan PP GMKI saat ini dipegang oleh Sahat M.P Sinurat sebagai Ketua Umum, dan Alan C. Singkali sebagai Sekretaris Umum.

Dalam rangka memperingati Dies Natalis GMKI ke-67 (9 Februari 2017), Pengurus Pusat GMKI akan mengadakan serangkaian acara yang dipusatkan di Jogjakarta. Bertempat di Auditorium Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Jl. Dr. Wahidin 3 No 5-17 Jogjakarta, PP GMKI akan melakukan Ibadah Syukur dan Perayaan Dies Natalis, yang sebelumnya diawali dengan kegiatan Seminar Nasional pada pagi harinya. Seminar akan dibuka oleh Keynote Speaker Tjahjo Kumolo, dengan mengundang pembicara sejumlah figur muda, seperti Dr. Yudi Latief, Firman J. Daeli (Senior GMKI), Budiman Sudjatmiko (DPR RI), dan Yessi Momongan (KPU Sulawesi Utara, Senior GMKI). Seminar akan membahas tentang konseptualisasi Demokrasi Pancasila dan permasalahannya masa kini. Peringatan Dies Natalis GMKI ke-67 direncanakan akan dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, Duta Besar Palestina, dan akan diisi juga dengan orasi ilmiah yang akan disampaikan salah seorang Senior GMKI, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X pun akan turut ambil peran dengan menyampaikan orasi budaya. (DPT)

Share

Advertorial