
Gerakan Angkatan Kristen Indonesia (GAMKI) pada Jumat 27 April 2018, bertempat di LAI (Bible Center) lantai 7, Jalan Salemba Raya No. 12 Jakarta Pusat, mengadakan rangkaian peringatan Dies Natalis ke-56. GAMKI secara kesejarahannya lahir sebagai penggabungan dua organisasi kepemudaan kristen, yakni Persatuan Pemuda Kristen Indonesia (PPKI) dan Majelis Pemuda Kristen Oikumenis (MPKO), sebagai hasil dari Musyawarah Pemuda Kristen Seluruh Indonesia, yang didukung Komisi Pemuda DGI (saat itu) di Jakarta.
Peringatan Dies Natalis ke-56, selain dirayakan dengan Ibadah Syukur dan Upacara Dies Natalis, Panitia Dies Natalis ke-56 GAMKI, yang dikoordinir oleh Ketua Bidang Investasi DPP GAMKI Rovel Ayal, GAMKI juga mengadakan diskusi yang membahas tentang fenomena generasi milenial. Diskusi Dies Natalis yang bertajuk "Generasi Muda Kristen Dalam Era Milenial", menghadirkan pembicara Ary Widiatmoko, SE (praktisi fintech), Pdt. Sapta B. U. Siagian, S.Th., M.Min., M.Th (hamba Tuhan, alumni Lemhannas), dan Ketua Umum DPP GAMKI Dr. Michael Wattimena, SE., MM, dengan moderator Ketua Bidang OKK DPP GAMKI Dikson Siringo-ringo.
Tampil sebagai pembicara pertama, Ary Widiatmoko yang juga mantan Ketua GMKI Cabang Depok, dan lulusan FE UI, banyak mengupas berbagai data pencapaian berbagai perubahan/perkembangan sebagai dampak dari keberadaan teknologi saat ini.
Dikatakan Ary, bahwa Indonesia memiliki generasi muda yang digital native sebanyak 60 %, pada tahun 2020 nanti kita akan mengalami bonus demografi, ini berarti jumlah angkatan muda akan mencapai 80 % dari jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 265 juta.
Ary mengemukakan juga data pengguna internet sekitar 132 juta, ini berarti lebih dari 50 % jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan jumlah pengguna handphone di Indonesia sebanyak 1,1 x jumlah penduduk Indonesia, sehingga bila di Brazil katanya jumlah sapi lebih banyak dari jumlah penduduk, maka disini, jumlah handphone lebih banyak dari jumlah penduduk.
Perkembangan dunia saat ini diwarnai dengan keberadaan artificial intelligence (kecerdasan buatan), yang hingga saat ini teknologi AI tersebut banyak dimanfaatkan untuk teknologi militer. Beberapa belas tahun lalu, tidak banyak yang mengetahui tentang suatu perangkat teknologi yang disebut Drone, tetapi kini sudah banyak yang memanfaatkannya. Selain AI, perkembangan teknologi juga memunculkan yang dinamakan Big Data. “Siapa yang menguasai Big Data, maka dia menguasai dunia” demikian tegas Ary.
Data pencapaian bisnis yang diperoleh sejumlah perusahaan yang memanfaatkan Big Data, seperti Go Jek, diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 46 trilyun, sedangkan kekayaan Garuda Indonesia sebanyak 32 trilyun, padahal Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan yang memiliki banyak pesawat. Contoh lainnya Tokopedia dan Traveloka. Traveloka diperkirakan total transaksi dalam satu bulannya sekitar 200 milyar.
“Mereka punya data, mereka punya sistem, mereka punya hal resource, yang ternyata nilai (value) nya jauh lebih besar dari skala ekonomi” jelas Ary.
Ari dalam paparannya menggambarkan era milenial memberi peluang terhadap peningkatan bisnis, berbagai usaha dan kelompok usaha telah terbukti mampu meraih untung jauh lebih besar dengan memanfaatkan teknologi era milenial, diantaranya media sosial dan fintech (financial technology). "Sekarang ini kita banyak melakukan bimtek, bimbingan teknis, seharusnya kita banyak melakukan fintech" pungkas Ary.
Sementara itu Pdt. Sapta B.U Siagian, membahas fenomena generasi milenial dan hubungannya dengan gereja.
Perkembangan teknologi saat ini banyak diwarnai dengan teknologi digital dan IT. Perkembangan teknologi tersebut mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif diantaranya adalah era informasi yang membawa perubahan yang besar dalam kehidupan, kemudian ada kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Ada dampak negatif, diantaranya kemudahan mengakses situs negatif (seperti situs porno), berbagai kemudahan transaksi perdagangan narkoba, prostitusi online, gerakan radikalisme yang mudah dipelajari melalui media sosial, ujaran kebencian, dan lain sebagainya.
"Persoalan kritis sekarang bagi kita umat gereja, generasi muda kristen di era milenial telah banyak yang akan meninggalkan gereja, bahkan sudah banyak yang keluar dari gereja." ungkap Pendeta Sapta.
Lebih lanjut Pendeta Sapta mengatakan "Pengalaman dan pengamatan saya selama ini sebagai hamba Tuhan, kebaktian pemuda sekalipun ada dilakukan, tetapi hanya diikuti sekitar 10-20 persen dari jumlah keseluruhan pemuda yang ada digereja tersebut. Banyak generasi muda kristen sudah ‘nyaman’ dengan gadget. Kebutuhan generasi muda era milenial, banyak tidak terpenuhi oleh gereja, hal ini dikarenakan adanya perbedaan/gap generasi, selain itu faktor lain yang mendorong generasi milenial jarang ke gereja, karena tidak sedikit sikap majelis gereja yang masih bersifat feodal, terkesan majelis adalah paling benar dari generasi muda." urai Pendeta Sapta.
Persoalan serius yang akan dihadapi gereja dalam era milenial ini adalah ‘hilangnya’ generasi milenial dari gereja, hal tersebut dikarenakan gereja masih belum mampu memenuhi kebutuhan generasi milenial, demikian pungkas Pendeta Sapta.
Ketua Umum GAMKI Michael Wattimena yang tampil sebagai pembicara ketiga, mengemukakan “Sama-sama telah kita dengar apa yang telah terurai rapih dalam sebuah sistem, yang tadi telah dikonstantir oleh Pak Ary. Sistem ini, mau atau tidak mau, suka ataupun tidak suka, kita akan adaptif dalam keseharian kita. Seperti yang disampaikan Pak Ary tadi jumlah penduduk, kita punya jumlah penduduk ini, kadang-kadang suka bingung, ada yang suka sering bilang 250 juta, ada yang sering bilang 265 juta, tapi ada juga yang bilang 262 juta, tapi itu tidak menjadi persoalan. Tetapi yang menjadi persoalan adalah jumlah penduduk yang begitu dominan, menempati urutan ke-4 didunia, tetapi jumlah pengguna gadget itu bisa 1+1 sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Ary tadi".
Pertanyaan kritis bagi kita semua saat ini adalah, kalau sistem sudah ada, dan kita sudah di-backup dengan iman percaya kita yang kuat, terus apa yang harus kita lakukan ke depan? tanya Michael.
"Franklyn Delano Roosevelt, Presiden ke-32 Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah kesempatan bertemu dengan para pemuda setelah beliau dilantik, bahwa pada hari ini saya diberikan amanah, dan amanah itu akan saya pertanggungjawabkan kepada generasi selanjutnya. Bung Karno Proklamator RI, beliau mengatakan beri saya 10 pemuda, niscaya kuguncang dunia. Pak SBY dalam berbagai kesempatan, juga pada waktu kepemimpinan Pak Idrus Marham (Ketua Umum DPP KNPI saat itu, red) beliau mengumpulkan pemuda melalui KNPI, dan beliau menyampaikan saat itu, kalau saya berkunjung ke luarnegeri maka akan diikutkan pemuda didalam delegasi. Kenapa ini semua disampaikan? Karena pemuda memiliki nilai yang sangat penting dan strategis." ungkap Michael.
"Peran pemuda yang begitu penting dan strategis, sehingga apa yang disampaikan baik oleh Pak Ary maupun Pak Sapta tadi, itu menjadi penting untuk kita diskusikan dan gumuli pada saat ini" demikian paparan Michael.
Diskusi yang dimulai sekitar jam 6 sore, dilanjutkan dengan Ibadah Syukur yang dilayani oleh Pdt. Nus M.Liur, M.Th yang menyampaikan khotbah dari Mazmur 101 ayat 1-3, yang berbunyi : (1) Mazmur Daud. Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu ya Tuhan (2) Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela : Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku didalam rumahku (3) Tiada kutaruh didepan mataku perkara dursila : perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Pendeta Nus juga berkhotbah dari I Yohanes 2 ayat 17 yang berbunyi "Dan duia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah, tetap hidup selama-lamanya'.
Peringatan dan perayaan Dies Natalis GAMKI ke-56 dihadiri pula oleh Senior GAMKI Amir L. Sirait, 3 orang MPO GAMKI Sahat Sinaga, Dating Palembangan, dan Siprus, ratusan mahasiswa teologi, dan pemuda gereja. Dies Natalis ke-56 dimeriahkan oleh iringan musik oleh Gerson Band, dan juga kesaksian pujian dari VG Bersinar yang beranggotakan Senior-senior GMKI, yang dikoordinir oleh Desye Lumbaa. (DPT)
