Skip to content Skip to navigation

GPIB MENGADAKAN SOSIALISASI PENGENDALIAN BANJIR

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Sejahtera yang berlokasi di Jalan Durian No. 15 Petukangan Utara Jakarta Selatan, pada 17 September 2016 lalu, melalui Komisi Gereja, Masyarakat, dan Agama, mengadakan sosialisasi pengendalian banjir bagi jemaat dan masyarakat sekitar wilayah gereja.

 

Penatua Hermanto selaku Ketua II PHMJ GPIB Sejahtera, yang membidangi Komisi GERMASA (Gereja, Masyarakat, dan Agama) menjelaskan bahwa program pelayanan masyarakat rutin dilakukan tiap tahun. Program seperti bakti sosial pemeriksaan kesehatan gratis bekerja sama dengan Obor Berkat Indonesia (OBI). Selain itu, purnawirawan polisi ini mengemukakan GPIB Sejahtera juga rutin mengadakan sosialisasi pengendalian banjir, ini dilakukan untuk mengingatkan masyarakat agar selalu waspada pada ancaman bahaya banjir, mengingat diwilayah sekitar gereja, pada tahun 2002 dan 2007, mengalami banjir dengan tinggi hingga menyentuh plafon rumah.

 

“Fungsi Gereja sebagai pelayan dan kesaksian tercipta pada situasi ini dan sampai saat ini masyarakat sekitar sangat solid dalam bergotong royong dalam semua kegiatan bermasyarakat seperti  perayaan hari HUT RI ke 71 kemarin upacara dan perayaan 17an dilakukan di lapangan gereja” terang Penatua Hermanto lebih jauh.

 

Senada dengan Penatua Hermanto, Penatua Noldi Tumbel Ketua I PHMJ mengutarakan bahwa  “Kegiatan pelayanan pada masyarakat dilakukan agar masyarakat merasa gereja peduli pada masyarakat sekitar walaupun hanya sedikit yang bisa kami lakukan untuk meringankan beban hidup mereka tapi inilah upaya kami dalam hidup bermasyarakat”.

 

Sosialisasi pengendalian Banjir di wilayah rawan banjir Petukangan Utara menghadirkan Nara sumber Drs. Eliader Tobing M.Th. mewakili Badan Pengendalian Bencana Kota Administrasi  Jakarta Selatan.  Eliader Tobing menjelaskan “Seharusnya pada tahun 2016 masyarakat harus siaga karena tahun ini situasinya kontigensi menghadapi siklus banjir besar yang diprediksikan pada tahun 2017”.

 

Instruktur yang sudah memiliki sertifikat internasional dan berpengalaman dalam penyelamatan bencana alam di Indonesia termasuk evakuasi korban Tsunami di Aceh, Charles Tenlima menjelaskan banyak hal pada masyarakat dan tokoh masyarakat para Ketua RT/RW, Charles mengatakan “Banyak korban banjir yang mati karena panik tersedak air, tidak tahu cara menyelamatkan diri, bahkan seorang atlit renang pun ada yang mati pada situsi banjir”.

 

Sementara itu anggota Pengurus Germasa Anthony M. Ermando, mengatakan “Sosialisasi Pengendalian Banjir ini adalah langkah awal Gereja mengumpulkan warga masyarakat sekitarnya untuk kemudian membentuk tim work yang nantinya akan mendapatkan pelatihan lanjutan dan diharapkan Pemda DKI khususnya Badan Pengendalian Bencana Kota Administrasi Jakarta Selatan dapat memfasilitasi program ini, kita mengacu pada program Pemda yang sudah ada  yaitu Tim TAGANA(Tanggap Bencana Alam)”. (TON)

Advertorial