Skip to content Skip to navigation

HASIL-HASIL KONGRES ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA KE-5

Organisasi AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) menggelar Kongres ke-5 pada 15-21 Maret 2017 bertempat di Kampong Tanjung Gusta, Wilayah Adat Rakyat Penunggu, Deli Serdang Medan Sumatera Utara. Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) V diikuti 5.000 masyarakat adat dari 2.332 komunitas hadir dalam kongres tersebut, termasuk delegasi dari Masyarakat Adat Nusantara wilayah Toraja Sulawesi Selatan.

Tema KMAN V adalah “Melakukan Perubahan Negara dengan Tindakan Nyata” yang menyoroti peran pemerintah dan nonpemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik bagi Masyarakat Adat di Nusantara. KMAN V menjadi penentu utama rencana strategis AMAN, memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal dan Dewan AMAN Nasional untuk periode 2017-2022, serta mendiskusikan masa depan AMAN dan gerakan Masyarakat Adat di Nusantara.

KMAN V merupakan momentum untuk melakukan refleksi dan konsolidasi Organisasi menuju gerakan masyarakat adat yang terpimpin dalam mewujudkan cita-cita untuk berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, bermartabat secara budaya. KMAN V ini bertujuan untuk melaksanakan perubahan negara dan secara organisasi melakukan tindakan nyata antara lain :

a. Mengkaji perkembangan organisasi dan pelaksanaan keputusan-keputusan KMAN IV, serta melakukan penataan struktur gerakan;

b. Merumuskan perubahan Anggaran Dasar Organisasi, Garis-Garis Besar Program Kerja, Pernyataan sikap/resolusi dan pandangan masyarakat adat tentang tatanan baru hubungan negara dengan masyarakat adat menuju kedaulatan dan otonomi untuk menentukan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi dan religius masyarakat adat di Indonesia dan maklumat masyarakat adat;

c. Mengkonsolidasikan gerakan masyarakat adat di Indonesia sebagai bagian dari masyarakat sipil dan membangun hubungan sinergis dengan kelompok-kelompok gerakan yang lebih luas, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional, untuk mendorong percepatan pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak masyarakat adat sebagai hak asasi manusia, demokratisasi dan pelestarian lingkungan hidup;

d. Melakukan dialog-dialog yang konstruktif dengan pemerintah dan kekuatan-kekuatan politik nasional lainnya untuk membangun kesepahaman mengenai hak-hak masyarakat adat untuk berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya;

e. Membangun mekanisme informasi dan komunikasi antar komunitas adat maupun dengan pihak luar mengenai issue-issue penting yang berkaitan dengan eksistensi dan dukungan terhadap masyarakat adat di seluruh nusantara.

KMAN V rencananya dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo, namun menurut Teten Masduki Kepala Kantor Staf Presiden, Presiden Jokowi yang semula dijadwalkan hadir dalam puncak kongres, namun batal  karena tengah meresmikan Pos Lintas Batas Negara Terpadu Aruk, di Sambas Kalimantan Barat. Teten menuturkan meski tidak hadir kongres, Presiden meminta agar hasil kongres bisa disampaikan secara langsung melalui pertemuan khusus.

Selain itu, Presiden dalam tahap awal juga meminta roadmap distribusi hampir 13 juta hektare lahan hutan adat dari total sekitar 40 juta hektare yang menjadi tuntutan masyarakat adat. Teten menyampaikan komitmen Presiden Jokowi dalam pengakuan wilayah adat. Menurut dia, Presiden Jokowi meminta penyelesaian wilayah adat dilakukan langsung oleh kementerian terkait. Dalam hal ini adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya membuka Kongres Masyarakat Adat Nusantara V, kongres turut dihadiri oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Ketua Badan Restorasi Gambut, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Gubernur Sumatera Utara Ir H Tengku Erry Nuradi, Ketua Aman Nasional Hein Namotemo, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Abdon Nababan, seluruh ketua BPH Aman Wilayah dan daerah dan para ketua Adat. Para politisi masyarakat adat, utusan masyarakat adat dari Amerika Latin dan Amerika Tengah, perwakilan NGO Nasional dan Internasional beserta sejumlah Bupati dari berbagai kabupaten se-Indonesia, ormas, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi pemuda, organisasi perempuan, adat, utusan dari suku-suku di Sumatera Utara serta Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, dan utusan organisasi-organisasi Internasional.

Salah satu unsur peserta KMAN V, delegasi masyarakat adat Toraja, menampilkan kesenian tradisi, yakni tarian Pa’Gellu’ Toraya. Tarian dilakukan oleh delegasi perempuan Toraja yang secara usia sudah tidak lagi dikatakan muda, tetapi masih tetap lincah dan gemulai membawakan tarian. “Perempuan AMAN Delegasi Toraja, walaupun umur sdh hampir setengah abad tapi masih punya semangat yang luar biasa membawakan pentas seni budaya tari Pa'Gellu' Toraya di Kongres KMAN V Di Deli Serdang Medan Sumatra Utara” demikian diungkapkan salah satu penari Flora Tonglo dalam laman FB nya.

Delegasi Toraja yang mengikuti KMAN V diantaranya Flora Tonglo, Esther Datu Palloan, Rukka Sombolinggi’, Tridianus Kalalembang Pongmanapa, dan Dorkas Rumindan Lintin.

Rukka Sombolinggi’ terpilih menjadi Sekjen AMAN periode 2017 – 2022 menggantikan Abdon Nababan yang telah menjadi Sekjen dua periode sejak berdirinya AMAN pada 1999.

Rukka dipilih dengan cara musyawarah anggota dan sesama calon sekjen, yang mengajukan diri. "Setelah kami bermusyawarah, kami mempunyai mimpi yang sama guna memajukan AMAN dan berjuang untuk masyarakat adat. Karena itu, kami menunjuk dan mempercayai saudara kami, Rukka Sombolinggi, sebagai Sekretaris Jenderal AMAN periode 2017-2022," ujar Mina Setra, salah seorang calon Sekjen AMAN. Sebelumnya terdapat sejumlah nama calon Sekjen, mereka adalah Simpun Sampurna, Arifin Saleh, Rukka Sombolinggi, Mina Setra, dan Eustobio.

Selain memilih Sekjen, forum juga memilih perwakilan masyarakat adat setiap region, yang sekaligus menjadi Pengurus Dewan AMAN Nasional. Mereka di antaranya Hein Namotemo (region Kepulauan Maluku) selaku Ketua, Abdon Nababan (region Sumatera) selaku Wakil Ketua, Nedine Helene Sulu selaku Sekretaris (region Sulawesi).

Selain itu ada Elierti (region Sumatera), Ugis Suganda Amas Putra (region Jawa), Dyah Ayu Puji Prastiwi (region Jawa), Kamardi Arif (region Bali dan Nusa Tenggara), Aleta Baun (region Bali dan Nusa Tenggara), Daniel Toto (region Papua), Ludia Mantasan (region Papua), Jomama Ihalawey (region Kepulauan Maluku), Mahir Takaka (region Sulawesi), Marli Kamis (region Kalimantan), dan Lusia (region Kalimantan).

Sebelumnya, forum juga menetapkan AMAN Region Papua sebagai tuan rumah KMAN ke-6 pada 2022 dan Sulawesi Utara sebagai tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AMAN pada 2019. (DPT)

Share

Advertorial