
Koordinator Batak Marbisuk Josmar Naibaho, yang pada 8 April 2017 lalu mendeklarasikan dukungan komunitasnya kepada Paslon nomer 3 Anies R. Baswedan-Sandiaga S. Uno pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April 2017 besok, melakukan pertemuan dengan media kristiani dikawasan Pancoran Jakarta Selatan kemarin (17 April 2017).
Josmar Naibaho kepada media kristiani mengungkapkan beberapa poin harapan dan pandangannya tentang DKI Jakarta ke depan. Pertama yang diungkapkan Josmar adalah pembongkaran gereja di masa kepemimpinan Ahok jangan sampai terulang lagi, siapapun yang akan terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 19 April yang akan datang, pembongkaran dan penutupan rumah ibadah tidak boleh terulang. Seyogyanya rumah ibadah yang sudah ada jangan sampai dibongkar atau ditutup. Terutama rumah-rumah ibadah yang sudah lama, dengan atau tanpa IMB, disinilah hendaknya tetap dipertahankan dan difasilitasi memperoleh IMB, bukan malah ditutup, demikian dilansir Majalah Gaharu.
“Bagi rumah ibadah yang sudah lama berdiri sebaiknya tidak dibongkar atau ditutup. Tapi difasilitasi memperoleh ijin. Kenapa, saya kira pembongkaran tidak menjadi solusi melainkan menimbulkan masalah baru,”ujar Josmar yang juga seorang jurnalis ini. Seperti diketahui, di era pemerintahan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, ada beberapa gereja ditutup.
Beberapa gereja yang ditutup di Jakarta dua tahun belakangan ini adalah Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) di Jalan Catur Tunggal RT 12 RW 01, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur pada Juni 2015 terpaksa dibongkar dengan alasan tidak memiliki izin. Kemudian pada Oktober 2016, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Jalan Raya Tanjung Barat No. 148 A, RT.14/ RW.04, Tanjung Barat, Jagakarsa, RT.3/RW.4, Tj. Barat., Jagakarsa, Jakarta Selatan terpaksa ditutup dengan alasan yang sama. Demikian juga Gereja Bethel Indonesia (GBI) di lokalisasi eks Kalijodo terpaksa dibongkar dan tidak mendapat penggantian meski puluhan tahun berdiri di sana.
Kata Josmar lagi, di era Gubernur Sutiyoso dan Fauzi Bowo tidak ada pembongkaran paksa gereja. “Saya kira ini semua berlaku untuk rumah ibadah, seperti Gereja, Mesjid, Vihara, Kelenteng yang kalau sudah puluhan tahun berdiri jangan main bongkar atau tutup, harusnya difasilitasi. Kalau yang baru silahkan meminta persyaratan,” kritik Josmar berharap siapapun terpilih ke depan hal seperti ini tidak terulang lagi.
Selain soal pembongkaran bangunan gereja, Josmar mengungkapkan keprihatinannya terhadap realitas usaha kontraktor kecil-menengah. Menurut Josmar seharusnya kontraktor kecil-menengah harus menjadi perhatian Pemda DKI Jakarta. Pemprov DKI ke depan penting memikirkan pembinaan kontraktor kecil dan menengah dengan menghapuskan lelang konsolidasi. “Kita setuju bahwa kontraktor kecil dan menengah harus dibina. Bagi yang tidak bisa menyesuaikan diri dan tidak bisa bekerja dengan baik silahkan disingkirkan. Tapi bagi yang memiliki kinerja baik harus dibina donk. Jangan seperti sekarang kontraktor yang jumlahnya ribuan itu hilang begitu saja,”jelas Josmar sembari menghimbau agar seluruh rakyat Indonesia menghargai pilihan berbeda, tanpa saling menyerang atau membully karena itulah hakikat demokrasi sejati
Josmar Naibaho deklator Forum Batak Marbisuk (FBM) merasa perlu menyampaikan alasannya ke khalayak umum melalui media, karena di media sosial ketika dirinya mendukung Paslon nomer 3 Anies-Sandi, banyak mendapat respon, baik bernada positif dan negatif dari khususnya masyarakat Batak. Hal ini sangat disesalkan Josmar, bagi Josmar bicara dukungan politik adalah hal yang biasa. Tinggal siapa yang dipilih namanya demokrasi, pungkas Josmar. (DPT)
