
Dua orang Advokat muda yang juga merupakan orangtua dari anak yang diduga korban penggunaan vaksin palsu, Hudson Hutapea dan Maruli Silaban, pada kesempatan terpisah, mengungkapkan kekecewaan dan kekesalan mereka terhadap sikap rumah sakit yang diungkapkan Menkes Nila Moeloek sebagai rumaha sakit pengguna vaksin palsu.
Hudson Hutapea yang setelah melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit dimaksud dalam 14 RS/fasyankes bermasalah vaksin palsu, merasa kecewa dengan mencuatnya berita terjadinya pemukulan terhadap pimpinan RS Elisabeth di Bekasi. "Gilaa...RS Elisabet mencoba mengaburkan kejahatan vaksin palsu yg terbukti mereka akui menggunakan 8 jenis vaksin palsu, dengan memblow up berita bohong soal pemukulan. Tidak ada pemukulan yang terjadi ialah tim pengacara RS E diamankan karena telah jadi provokator" demikian diungkapkan Hudson dalam laman FB nya beberapa jam lalu.
Sementara lain lagi dengan yang dialami Maruli Silaban terhadap RS Harapan Bunda di Jakarta Timur, sebagaimana diungkapkan Maruli dalam laman FB nya 4 jam lalu, "Proses memperjuangkan nasib anak selaku korban vaksin palsu dari RS Harapan Bunda Kramat Jati. Sampai saat ini pihak RS Harapan Bunda menutup diri dan tidak berani bertemu dengan orangtua korban. Kami selaku orangtua akan terus mengejar sampai titik darah terakhir." (DPT)