Skip to content Skip to navigation

KONSULTASI WILAYAH III GMKI BAHAS GENERASI MILENIAL DAN KETAHANAN NASIONAL

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebagai organisasi berbasis kaderisasi, tahun ini akan menyelenggarakan Kongres Nasional, yang tidak hanya akan melakukan regenerasi kepengurusan tingkat nasional (Pengurus Pusat), juga akan dilakukan berbagai pengkajian terhadap sejumlah isu strategis menyangkut kemasyarakatan, kebangsaan/kenegaraan, kekristenan, dan perkembangan dunia. Kongres direncanakan diadakan di Jakarta pada bulan September 2018, dengan GMKI Jakarta sebagai tuan rumahnya.

GMKI secara nasional kini memiliki 90 cabang, terbagi dalam 15 wilayah kerja, dari Aceh hingga Papua Barat.

Agenda organisasi GMKI tingkatan wilayah jelang Kongres, selalu diadakan forum Konsultasi Wilayah (KONSWIL), yang merupakan pengkajian sejumlah isu stategis terbagi dalam forum Study Meeting dan Business Meeting, serta merumuskan agenda bersama tingkat wilayah yang akan disuarakan pada forum Kongres.

Wilayah III GMKI yang kini terdiri dari 8 cabang, yakni GMKI Jakarta, GMKI Bandung, GMKI Bogor, GMKI Sumedang, GMKI Depok, GMKI Jakarta Barat, GMKI Bekasi, dan GMKI Serang, kemarin Jumat 25 Mei 2018 hingga Minggu 27 Mei 2018, menggelar forum Konswil III yang pembukaannya diadakan di Gelanggang Remaja (GOR) Grogol Petamburan di Jl. Tanjung Duren IV No. 10 Jakarta Barat, serta forum pembahasan dilaksanakan di Villa Batu didaerah Cisarua Bogor Jawa Barat.

Konswil yang pada pembukaannya melaksanakan seminar nasional bertemakan, "Generasi Milenial Menyikapi Ancaman Ketahanan Nasional serta Pengaruh Hoax, dalam Mengawal Pesta Demokras". Seminar merupakan salah satu kegiatan dari rangakaian pembukaan Konsultasi Wilayah III.

Seminar nasional yang mengundang hadir pembicara pembuka TB. Silalahi, dengan pembicara Ketua Umum PP GMKI Sahat P. M. Sinurat, H. Embay Mulya Syarief, dan Dito Aritedjo.

Letjen TNI (Purn) TB Silalahi menyampaikan pesannya kepada kaum muda dan generasi milenial, untuk turut terlibat dalam membangun Indonesia. TB Silalahi yang hadir sebagai keynote speaker menyatakan kekayaan Indonesia, potensi Indonesia di dunia, serta peran generasi milenial menjadi syaratkemajuan Indonesia di masa depan.

"Ini menjadi tiga faktor yang menentukan bagi arah kemajuan Indonesia ditambah keyakinan dan ketaatan beragama," ujarnya.

Sementara itu Sahat M. Sinurat, Ketua Umum GMK yang membawakan bahasan "Tangkal Hoax? Cek and Recek", mengatakan media sosial saat ini sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Arus informasi kian cepatmenyasar semua lapisan masyarakat sampai ke pelosok. Sayangnya, masih banyak kalangan masyarakat yang mudah percaya dengan semua berita.

"Masyarakat kita masih mudah terpapar berita bohong dan ujaran kebencian", ujar Sahat yang kini tengah mempersiapkan diri menjadi Calon Dewan Perwakilan Daerah dari Daerah Pemilihan Riau, untuk Pemilu 2019 nanti. Lebih lanjut Sahat menjelaskan, hal tersebut terjadi karena banyak masyarakat kita yang tidak melakukan cek and ricek terlebih dulu.

Kelompok yang paling rentan terpapar berita bohong dan ujaran kebencian, menurut Sahat, adalah generasi milenial. Karena pada kelompok ini media sosial paling banyak digunakan. "Karena itu pendidikan pemahaman literasi pada generasi milenial darurat untuk dilakukan", tegas Sahat.

Pendidikan literasi ini mengemuka pada 3 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 25-27 Mei 2018.

Sementara itu  H. Embay Mulya Syarief, membenarkan ujaran kebencian dan berita bohong yang disebarkan melalui media sosial sudah menyentuh semua lapisan masyarakat. Tetapi masyarakat akan terhindar apabil yakin dan taat pada agama. "Dalam Islam dikenal Tabayyun yaitu meneliti kebenaran suatu berita dan tidak tergesa-gesa menetapkannya menjadi kebenaran," kata tokoh masyarakat Banten dan penggagas gerakan Masyarakat Banten Anti ISIS dan Radikalisme ini.

Pembicara lainnya, mengatakan, berita hoax dan ujaran kebencian harus diantisipasi sejak awal. Menurutnya, kebohongan  yang diutarakan berulang-ulang pada akhirnya akan diyakini menjadi kebenaran.  "Berita hoax ini akan dikirim berkali-kali sampai masyarakat ini alam bawah sadarnya terdoktrin,” ujar Dito Aritedjo aktivis pemerhati media sosial yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI).

Sejumlah komponen muda Indonesia hadir pada seminar nasional ini. Wilayah 3 GMKI meliputi cabang Jakarta, Jakarta Barat, Bekasi, Bandung, Serang, Bogor, Sumedang, dan Depok. Hadir pula Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), R. Sadam Al Jihad. (DPT)

 

Share

Advertorial