Laporan Kemerdekaan Beragama Berkeyakinan (KBB) yang dipublikasikan Wahid Foundation hari ini (28 Februari 2017), sebagaimana dipresentasikan Peneliti Wahid Foundation Alamsyah M Dja'far, menyatakan bahwa jumlah pelanggaran KBB ditahun 2016, meningkat 7% dibanding 2015, yakni terjadi 204 peristiwa dengan 313 tindakan pelanggaran KBB. Sementara pada 2015, terjadi 190 peristiwa dengan 249 tindakan pelanggaran. Dari 313 tindakan, 159 tindakan (50,5%) dilakukan aktor negara, dan 156 (49,5%) dilakukan aktor negara.
Alam menjelaskan lebih lanjut, bahwa 3 provinsi tertinggi tingkat pelanggaran ialah Jawa Barat (28 peristiwa), DKI Jakarta (25 peristiwa), dan Jawa Timur (22 peristiwa).
Catatan Wahid Foundation mengindikasikan tindakan perusakan dan kekerasan atas nama agama semakin berkurang pada tahun ini. Namun pelanggaran paling dominan yang terjadi adalah kriminalisasi berdasarkan agama, dan penilaian sesat terhadap suatu agama atau keyakinan. Berbeda dari tahun sebelumnya, yang tinggi adalah peristiwa perusakan dan kekerasan fisik.
Alam mengemukakan terjadi pergeseran pola, yang sebelumnya pola kekerasan-kekerasan fisik, kini menjadi cara mengambil jalur hukum. "Inilah senjata utama (KUHP Pasal 156 a dan UU ITE) mengkriminalisasi seseorang atau kelompok berdasarkan agama atau keyakinan. Peraturan-peraturan ini juga sebagai masalah prioritas yang harus segera diatasi". (DPT)
