
Tim Ekonomi pemerintahan Kabinet Kerja yang baru saja mengalami pergantian personil, hingga saat ini masih belum menunjukkan sentimen positif terhadap perkembangan perekonomian nasional, sementara harga-harga sejumlah banyak bahan kebutuhan pokok masyarakat terus melonjak naik, bahkan tidak hanya soal kenaikan harga, tetapi juga ketersediaan yang kian langka.
Kemampuan Tim Perekonomian pemerintahan Kabinet Kerja kini menjadi sorotan tajam, mereka tidak mampu membendung apalagi menekan lajunya nilai tukar matauang US Dollar terhadap Rupiah. Per hari ini nilai tukar rupiah terhadap US Dollar kian mendekati angka Rp.14000.
Berdasarkan pantauan Gerejani Dot Com terhadap nilai tukar dibeberapa bank nasional dan termasuk juga Bank Indonesia pada hari ini, menunjukkan tren terus melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Bank Indonesia menampilkan data bahwa nilai jual rupiah Rp.13.907 (per US$), dan nilai beli Rp.13.769 (per US$). Sementara disejumlah bank swasta BUMN, seperti Bank Mandiri (jual=Rp.13.937, beli=Rp.13.753), Bank BNI 46 (jual=Rp.13995, beli=Rp.13815), Bank BRI (jual=Rp.13.975, beli=Rp.13.805). Tidak berbeda jauh dengan bank BUMN, BCA (jual=Rp.14.030, beli=Rp.13.730), Bank CIMB Niaga (jual=Rp.13.950, beli=Rp.13.830). Tentunya nilai tukar riil hari ini sangat jauh bertentangan dengan asumsi makro APBN Perubahan 2015 yang menandaskan nilai tukar Rupiah terhadap US$ berkisar Rp.12.500. (DPT)