
Ketua Umum DPP Relawan PADAMU NEGERI Albert Soekanta Ginting bersama perwakilan masyarakat Tanah Karo, datang ke Jakarta mengadukan permasalahan penggunaan lahan hutan pinus dan lahan masyarakat Karo, pasca pembangunan pemukiman pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung.
PADAMU NEGERI yang juga merupakan organisasi relawan Jokowi, demikian dijelaskan Albert, sudah dua kali menyambangi Kantor Staf Presiden untuk menyampaikan keluhan masyarakat terkait masalah pembangunan pemukiman pengungsi erupsi Gunung Sinabung.
“Kami datang ke KSP pertama kali itu minggu lalu, 19 April 2018, kami diterima oleh Deputi IV Eko Sulistyo” urai Albert kepada Gerejani Dot Com kemarin siang dikawasan Cikini Jakarta Pusat.
Albert saat mendatangi KSP, didampingi Sabari Barus Sekjen DPP, Dona Bendahara Umum, Baktiar Tampubolon, dan Alimin Ginting Penasehat.
Pada pertemuan tersebut, dijelaskan Albert, Sabari Barus menyampaikan informasi tentang kelembagaan PADAMU NEGERI dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mendukung program-program pemerintah pusat.
Lebih lanjut Albert menjelaskan juga, bahwa hingga saat ini PADAMU NEGERI sudah ada disejumlah daerah, seperti Sumut, Aceh, Lampung, Sumsel, Riau, Kepri, DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
Baktiar Tampubolon sebagai perwakilan DPP PADAMU NEGERI yang mendapatkan mandat dari tokoh-tokoh masyarakat Desa Suka Maju Siosar, dan Keluarga Keturunan Raja Sembiring Kembaren Mardinding.
Permasalahan yang diterima PADAMU NEGERI adalah adanya pengaduan masyarakat Desa Suka Maju yang tanahnya terpakai/dipakai menjadi lokasi perumahan pengungsi korban Sinabung di kawasan hutan pinus Siosar, serta adanya hibah tanah pengganti hutan di Desa Mardinding Kab. Karo dihibahkan oleh keturunan Raja Ngatur Sembiring Kembaren seluas 1.150 hektar.
“Deputi IV Eko Sulistyo menyambut baik atas penyampaian informasi yang kami sampaikan, beliau juga mengapresiasi informasi laporan atas dampak pembangunan rumah pengungsi Siosar. Pak Eko berjanji akan mempertemukan kami dengan Roy Septanus Ketua Team Bencana KSP” demikian dijelaskan Albert lebih lanjut.
“Hari ini Kamis 26 April 2018, tadi PADAMU NEGERI kembali datang ke KSP, dan bertemu dengan Team Bencana KSP yang dipimpin Roy Septanus. Kami diskusi membahas selama 2 jam tentang laporan yang sudah kami sampaikan sebelumnya” jelas Albert.
Roy dan Team Bencana KSP berjanji, akan segera turun langsung untuk mempelajari masalah yang sebenarnya, dan bertemu langsung dengan masyarakat.
Albert juga menjelaskan bahwa PADAMU NEGERI melalui Baktiar Tampubolon, juga telah melaporkan hal yang sama kepada pihak Polda Sumatera Utara dan Kapolri, secara tertulis lengkap dengan berkas-berkas dokumen.
Albert menjelaskan bahwa lahan yang sebenarnya dipergunakan untuk pemukiman pengungsi, adalah lahan milik pemerintah, yakni kawasan hutan pinus Siosar yang dikelola Kementerian Kehutanan, namun ternyata ada sebagian lahan masyarakat yang terpakai juga, dan untuk hal tersebut tidak ada kompensasi dari pemerintah daerah.
“Kita tidak mau ada terjadi kesalahan paham masyarakat, yang seolah-olah mengindikasikan pemerintah pusat merampok tanah masyarakat. Kita mau KSP melihat persoalan apa yang sebenarnya terjadi, jernih dan netral. Kita yakin Mas Roy Septanus akan melaksanakan program-program Pak Jokowi, Revolusi Mental dan Nawacita dilapangan dengan baik dan benar” pungkas Albert. (DPT)
