Skip to content Skip to navigation

REKSON SILABAN AKTIVIS DUA GERAKAN (BURUH DAN MAHASISWA)

Rekson Silaban, SE yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, siang hingga sore tadi (8 September 2016) bertempat di Hotel Kartika Chandra Jl. Gatot Subroto Jakarta Selatan, meluncurkan buku yang berisikan kumpulan tulisannya beberapa tahun terakhir ini. Buku yang diberi judul "Hidup Dalam Dua Gerakan - Mahasiswa dan Buruh" diberikan kata pengantar oleh Yudi Latief, PhD, berisikan berbagai pemikiran Rekson selama menjadi aktivis mahasiswa di GMKI, dan aktivis buruh di SBSI.

Peluncuran buku yang diwarnai dengan penampilan pemusik Batak terkemuka Tongam Sirait, yang menyanyikan sejumlah lagu yang terkenal ketika era jelang transisi kekuasaan dipenghujung tahun 1990-an, seperti lagu-lagu Iwan Fals. Pelantunan lagu-lagu tersebut, seakan menjadi prolog yang membawa memori audiens kembali pada masa-masa jelang transisi kekuasaan tersebut. Kehadiran Tongam tidak lepas dari keberadaan suami dari Merdy 'Melan' Ervina Rumintjap, yang menjadi penasehat organisasi artis Batak di Indonesia.

Peluncuran buku "Hidup Dalam Dua Gerakan - Mahasiswa dan Buruh" karya Rekson Silaban, SE, dihadiri oleh tidak hanya sejumlah aktivis masa kini, tetapi juga aktivis era 80 an dan 90 an, seperti Agus Jabo (pendiri PRD), Jumhur Hidayat (aktivis ITB), Saut Sirait (aktivis GMKI dan GAMKI), Theo L. Sambuaga (aktivis 70 an, mantan Menteri Tenaga Kerja), dan sejumlah mantan aktivis lainnya, termasuk turut hadir Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, aktivis PMII di era 90 an.

Sekalipun peluncuran buku dilakukan dihotel bergengsi di Jakarta, namun tidak menghilangkan nuansa keaktivisan dari audiens yang hadir, sekalipun juga hadir Sekum MPH PGI Pdt. Gomar Gultom, sejumlah anggota DPR RI seperti Michael Wattimena (Fraksi Partai Demokrat), dan Ali Wongso Sinaga (Fraksi Partai Golkar), dan beberapa jajaran mitra terkait dengan Rekson Silaban di BPJS Ketenagakerjaan, seperti Kementrian Ketenagakerjaan, ILO Jakarta, dan aktivis dari beberapa organisasi buruh, seperti KSBSI.

Komentar sejumlah narasumber terhadap figur seorang Rekson maupun buku yang diluncurkannya, mereka 'bersepakat' bahwa Rekson merupakan figur aktivis yang konsisten dengan idealisme perjuangannya, dan dia tetap konsisten memilih jalur aktivisme, disaat sebagian kawan-kawan sepergerakannya ada yang menjadi aktivis politik diparlemen, ada yang seperti Hanif menjadi pejabat pemerintah.

Hanif Dhakiri secara khusus menyampaikan catatan menarik tentang perbandingan gerakan buruh pada masa lalu dan masa kini. Dikatakan oleh pria yang juga pernah menjadi Anggota DPR pada era 2009-2014, gerakan buruh pada masa yang lalu adalah dikondisikan dalam rangka suatu perlawanan, tetapi kini dengan pemerintahan yang memberi ruang interaksi begitu terbuka lebar, menurut Hanif, tidak logis lagi bila gerakan buruh tetap dalam konteks perlawanan. Hanif mengatakan bahwa jangan lagi buruh berdemo dengan begitu semangatnya, tetapi dia justru lemah dalam pelaksanaan kerjanya. Menurut Hanif, sebaiknya gerakan buruh sekarang lebih diarahkan pada penguatan kemampuan buruh dalam menjalankan pekerjaannya, dan peningkatan kualitas serikat buruh melalui sertifikasi. (DPT)

Advertorial