Skip to content Skip to navigation

REMAJA GEREJA YESUS KRISTUS OSZA, DILATIH KREATIF DAN SIAP MEMBANTU MASYARAKAT

Hari ke-2 KRP Jakarta 2018 Gereja Yesus Kristus OSZA, Rabu 27 Juni 2018, pagi hari sebelum sarapan, peserta beraktivitas olahraga dan bermain games dikolam renang.

Selepas waktu sarapan pagi, peserta mengikuti sesi pelatihan memanfaatkan barang bekas menjadi barang bermanfaat. Sesi diisi oleh Teteh Entin, dengan dipandu Sis Anita, mengajak peserta menggunakan pakaian bekas (kaos, baju, dsb) diolah menjadi sebuah benda lebih bernilai.

Jelang siang, peserta mendapatkan pembinaan dari Bro Sugiyanto. Bro Sugiyanto menjelaskan bahwa ada 5 jenis peradaban, yakni

1. Berburu -primitif

2. Pertanian

3. Industri

4. Pekerja Pengetahuan

5. Kebijaksanaan

Para peserta KRP Jakarta 2018 ditegaskan Bro Sugiyanto, agar mereka menjadi pribadi seperti Rajawali, yang mampu terbang tinggi, dan tidak mudah terpengaruh dalam mencapai target sasaran.

Bro Sugiyanto memberikan motivasi tentang menjadi pribadi yang tidak hanya jenius tetapi terlebih menjadi gigih. Bro Sugiyanto menekankan tentang perilaku (attitude). Sebagaimana kisah yang diceritakan Bro Sugiyanto tentang seorang anak yang pada masa kecilnya tidak dibanggakan oleh Ayahnya yang seorang pebisnis ulung, dirinya dianggap Ayahnya tidak cukup pintar. Anak tersebut tidak berkecil hati, dia berusaha untuk menjadi lebih baik.

Saat beranjak remaja, anak tersebut gagal masuk sekolah unggulan, Ayahnya semakin meremehkan. Tetapi ketika dewasa, dia berhasil masuk perguruan tinggi, berhasil lulus, dan ketika hendak bekerja, anak yang dulunya tidak dibanggakan Ayahnya karena dianggap tidak cukup pintar, justru akhirnya saat bekerja berhasil masuk sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka, padahal perusahaan tersebut terkenal memiliki syarat yang ketat dan tidak mudah, yakni menerapkan standar akademik (kejeniusan) dan perilaku (attitude) yang sangat tinggi. Anak yang dulunya tidak dibanggakan Ayahnya, pada akhirnya membanggakan Ayahnya dengan capaian prestasi perkuliahan dan pekerjaannya.

Peserta setelah sesi Bro Sugiyanto, mendapatkan penjelasan tentang kegiatan urusan masyarakat dan media. Bro Ezra Sugiyanto didampingi Bro Limbong, menjelaskan tentang ruang lingkup dan kegiatan urusan masyarakat.

Peserta setelah lepas istirahat siang, mereka bersiap melaksanakan "Service Project". "Service Project" adalah kegiatan mengunjungi warga disekitar lokasi KRP.

Peserta yang sudah dibagi dalam 7 kelompok pada hari pertama, setelah mendapatkan penjelasan malam kemarin, mereka berjalan menyambangi sejumlah rumah warga. Sementara sebelumnya, panitia didampingi pengawas dan pihak lokasi kegiatan, sudah berkoordinasi dengan pihak RT-RW dan tokoh-tokoh lingkungan setempat.

Peserta membawa kantong sampah sejak mulai keluar dari lokasi kegiatan, mereka memungut sampah yang ditemukan sepanjang jalan yang dilalui hingga tiba dirumah sasaran kegiatan.

Pantauan Gerejani Dot Com, ada beberapa kelompok yang membersihkan rumah warga, ada yang mengajak anak-anak kecil beraktivitas, seperti bermain, belajar bahasa inggris (mengingat ada 2 orang peserta perempuan berasal dari Kanada), sementara kelompok lainnya ada yang membersihkan kandang kambing, membersihkan lapangan, memotong rumput untuk pakan ternak, dan berbagai aktivitas lainnya.

"Service Project" berlangsung cukup lama, mengingat peserta harus berjalan kaki menuju lokasi, dan lamanya aktivitas dirumah-rumah warga. Namun demikian, pantauan Gerejani Dot Com, semua peserta terlihat semangat menyelesaikan kegiatan tersebut.

Kemeriahan kegiatan hari ke-2, selain sesi "Service Project", peserta mengikuti malam Gala Dinner. Saat Gala Dinner, selain menikmati santap malam, diumumkan sejumlah penghargaan untuk kelompok-kelompok peserta, seperti Kelompok Tergesit, Kelompok Terkreatif, dan sebagainya.

Malam sekalipun kian dingin, kemeriahan KRP belum berakhir. Peserta mengikuti acara yang penuh tantangan dan kemampuan strategi. Peserta dengan berkelompok, harus melewati beberapa pos penjagaan para pengawas KRP. Para pengawas KRP terbagi dalam tiga pos disuatu lapangan, mereka berbekal lampu senter yang cukup terang dan jangkauan cukup jauh.

Para peserta harus melewati pos-pos penjagaan tersebut, dengan tidak boleh diketahui para pengawas yang terus menyoroti lapangan dengan lampu senter. Nampak para peserta melakukan pembahasan mengatur strategi. Ada peserta yang mengendap-endap dibalik pepohonan, ada yang merayap, ada yang melintasi aliran sungai kecil, dan berbagai upaya lainnya.

Rangkaian kegiatan hari ke-2 ditutup dengan acara Bonfire, yakni api unggun dengan diisi ajang performa kesenian. Tiap kelompok menampilkan performa menyanyi, menari, dan memainkan musik dengan alat yang tersedia. (DPT)

Share

Advertorial