Skip to content Skip to navigation

SEMINAR AUTOIMUN GKI LAYUR, HIDUP BERSAHABAT DENGAN AUTOIMUN

Tim Kerja Dewasa Muda Komisi Dewasa GKI Layur, pada Sabtu 15 Februari 2020, pagi hingga siang, bertempat diruang ibadah,
mengadakan seminar kesehatan dengan tema "Hidup Bersahabat Dengan Autoimun". Nampak hadir sekitar 100 orang, termasuk sejumlah pengurus majelis jemaat GKI Layur, yakni diantaranya Tim Kerja Dewasa Muda, Pnt Andi, Pnt Hana, Pnt Frieda, Pnt Essa, juga Pdt Christia Kalff.

Pembicara dr. Elly Arsita, Sp.PD (Dosen FK Ukrida), dan dr. Eddy Kristianto (praktisi kesehatan, peneliti penemu suplemen madu hutan untuk autoimun), serta drg. Reni (sharing penyintas autoimun), dengan dipandu oleh dr. Anita dari Komisi Kesehatan GKI Layur.

Dokter Elly mengemukakan bahwa autoimun saat ini, secara global merupakan penyakit mematikan peringkat ketiga.

Autoimun menurut Dokter Elly, pengertian secara sederhananya adalah sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh itu sendiri. "Jadi kekebalan tubuh kita, yang seharusnya menjaga tubuh kita dari berbagai macam potensi penyakit, justru menyerang tubuh kita, dia bisa menyerang kemana saja" jelas Dokter Elly yang juga praktek di RSIA Tambak Manggarai Jakarta Selatan.

Dokter Elly mengemukakan bahwa saat ini, sudah diketahui ada 157 jenis penyakit akibat autoimun. Salah satu faktor penyebab munculnya autoimun, Dokter Elly menyebutkan adanya kebocoran pada usus (leaky gut), selain itu juga bisa genetik, pengaruh lingkungan, dan udara kotor.

"Walaupun kebanyakan pengidap autoimun perempuan, tapi data menunjukkan pasien pria penderita autoimun yang dirawat, sama dengan jumlah pasien perempuan. Artinya, pria walaupun tidak mayoritas penderita, tapi bila terkena, efeknya lebih membutuhkan perawatan" terang Dokter Elly.

Dokter Elly menjelaskan juga bahwa lupus salah satu penyakit autoimun, untuk itu disarankan agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan dini secara mandiri terhadap potensi terkena lupus. Pemeriksaan lupus sendiri disebut sebagai SALURI (Periksa Lupus Sendiri).

Selain LDHS dan SALURI, Dokter Elly juga mengenalkan CERDIK, yakni Cek kesehatan teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat yang cukup dan Kendalikan stres.

"Penderita autoimun, tidak bisa pulih total, hanya bisa mengetahui penyebabnya, dan
mengendalikannya. Semakin dini kita mengetahui adanya gejala autoimun, semakin cepat penanganannya. Pengidap autoimun, diharapkan dapat menerima dan hidup bersahabat dengan autoimun yang diidapnya" tambah Dokter Elly.

Dokter Elly mengemukakan bahwa untuk dapat hidup bersahabat dengan autoimun, pengidap autoimun harus dapat menjaga dari asupan gluten (zat gula), terigu, dan MSG. Pengidap autoimin juga diharapkan dapat melakulan Lima Dasar Hidup Sehat, yakni gaya hidup sehat, aktif mandiri, pengendalian stress, terus belajar, dan hidup positif.

Menambahkan penjelasan Dokter Elly, praktisi kesehatan yang juga peneliti Kemenkes, Dokter Eddy Kristianto, menemukan suatu suplemen yang dapat membantu orang pengidap autoimun mengalami remisi dampak, yakni yang disebut Honeywine.

Dokter Eddy menemukan suplemen Honeywine, sebagai respon saat mengetahui istrinya, Dokter Reni, diketahui mengidap autoimun. Dokter Eddy yang pernah belajar di Jepang, tentang pengobatan herbal, termasuk pengobatan herbal untuk autoimun.

Dokter Eddy mengetahui dari hasil studinya di Jepang, bahwa penyebab autoimun adalah berkurangnya enzim dalam tubuh, yang digunakan selain untuk membantu mengolah zat makanan, juga untuk melindungi tubuh dari bakteri, kuman, dan virus. Karena itu, Dokter Eddy melakukan serangkaian penelitian, untuk mengatasi masalah enzim tersebut.

Setelah melalui beberapa penelitian, dengan mencari bahan herbal langsung keluar masuk hutan, maupun perkampungan diwilayah Indonesia, akhirnya Dokter Eddy menemukan bahan alam, yang mengandung enzim mendekati sama dengan enzim dalam tubuh manusia, yakni berasal dari madu hutan, yakni diketemukan dihutan wilayah Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan.

Suplemen madu hutan yang diberi nama Honeywine, mengandung
wine alami kadar alkohol sekitar 13%, bukan merupakan alkohol kimiawi yang dicampurkan, tetapi hasil fermentasi bahan-bahan alam yang diolah Dokter Eddy, kandungan wine tersebut dipakai untuk mengikat enzim agar dapat diserap tubuh. Suplemen madu hutan diminumkan ke istrinya sebanyak 2 kali sehari, dan dalam beberapa bulan, setelah diperiksa, istri Dokter Eddy mengalami remisi.

Dokter Eddy menjelaskan bahwa, selain menjaga ketercukupan kadar enzim, salah satu pencegahan terkena autoimun, berjemur sinar matahari pagi hingga jelang siang, untuk mendapatkan asupan vitamin D, walaupun vitamin D saat ini sudah bisa didapat juga dari suplemen, tetapi vitamin D dari sinar matahari jauh lebih bagus. (DPT)

Share

Advertorial