
Gerejani Dot Com - Desa Mojowarno yang berada dalam wilayah Kecamatan Mojowarno di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, secara historik masih bagian dari wilayah bekas pusat Kerajaan Majapahit, dan identik dengan perayaan Hari Raya (Riyaya) Undhuh-Undhuh.
Hari Raya (Riyaya) Undhuh-Undhuh tradisi gereja GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan), sudah berlangsung sejak 1930, bermaknakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen selama setahun.
Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI), Stevano Margianto, berkesempatan hadir dan mengikuti langsung Ibadah Riyaya Undhuh-Undhuh GKJW Mojowarno, yang diadakan pada Hari Minggu 8 Mei 2022.
“Pada perayaan Undhuh-Undhuh di GKJW Mojowarno 8 Mei 2022, yang diadakan di Gedung Serbaguna GKJW, hadir Wakil Bupati Jombang Sumrambah, Wintanu Majelis Jemaat GKJW Mojowarno, Pendeta Jemaat GKJW Mojowarno Pdt. Muryo Djajadi, S.Th, Camat Mojowarno, Kapolsek, Danramil 0814/15 Mojowarno, Pramono Hadi Kepala Desa Mojowangi, Kepala desa Mojowarno, juga Ketua PERWAMKI Jatim Wiryo” ujar Margianto kepada gerejani.com.
Wakil Bupati Jombang akrab disapa Mas Rambah, yang juga hadir saat Hari Raya Undhuh-Undhuh Mojowarno, dalam sambutannya mengemukakan “Undhuh-Undhuh adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh para jemaat GKJW setiap tahun, ini adalah sebuah bentuk persembahan hasil bumi, dan ini sudah dilakukan sejak dulu oleh umat Kristiani, serta ini adalah sebuah bentuk perwujudan toleransi antar umat”.
Wabup Mas Rambah meminta seluruh lapisan masyarakat yang ada di Jombang untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sesama umat beragama saling bahu membahu demi kebersamaan dan terwujudnya negara Indonesia yang aman tentram dan damai khususnya di kabupaten Jombang.
“Tradisi perayaan Undhuh -Undhuh merupakan tradisi ikon GKJW Mojowarno dengan toleransi kerukunan umat beragama saling menghormati, dan tradisi ini harus dikembangkan dan dipertahankan” ujar Mas Rambah.
“Kalau bukan pandemi sebenarnya bukan hanya sebagai wisata religi. Tetapi Unduh-Undhuh adalah wujud sebuah pelajaran toleransi beragama yang luar biasa. Dulu sebelum pandemi, saya tahu persis bahwa ketika umat Kristiani mempersiapkan bangunan semacam ogoh-ogoh yang akan diarak, begitu meriah bahkan antusiasnya umat lain terutama umat Muslim ikut membantu dalam proses pembuatannya, Undhuh-Undhuh bisa menjadi wisata religi maupun wisata toleransi,” tandas Wabup Jombang Sumrambah.
Pendapat Wabup Jombang Surambah, yang disampaikan saat Hari Raya Undhuh-Undhuh Mojowarno 8 Mei 2022, tentang Wisata Toleransi di Mojowarno, sejalan dengan pemikiran Ketua Umum PGIW Jawa Timur Pdt Natael.
“Saya berharap dalam hal toleransi, PERWAMKI bisa menjadi pionir atau penggerak, terutama Jombang dan Mojowarno menjadi kota serta desa wisata religius, khususnya wisata toleransi umat beragama,” ujar Pdt. Natael yang juga Wasekum Majelis Agung Sinode GKJW, saat pengukuhan DPD PERWAMKI Jawa Timur 9 Maret 2022.
Ketum PERWAMKI Margianto merespon baik dan mengemukakan kesediaan DPP PERWAMKI, mendukung Mojowarno menjadi Desa Wisata Toleransi, selain karena Mojowarno berada dalam wilayah Kabupaten Jombang, yang juga kota kental dengan tradisi toleransinya, pertimbangan kesejarahan Mojowarno yang erat terkait dengan sejarah kerajaan Majapahit, juga kental dengan sejarah pekabaran Injil di Pulau Jawa, yang telah melahirkan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
“Potensi Mojowarno menjadi destinasi wisata baru, yakni Desa Wisata Toleransi, juga layak didukung karena adanya tradisi pengucapan syukur panen, yakni Riyaya Undhuh-Undhuh, perayaan yang kental dengan tradisi toleransi, karena keterlibatan masyarakat Mojowarno secara plural, dan kegiatan tersebut sudah berlangsung satu abad lebih, sebagaimana usia GKJW yang juga sudah 1 abad lebih” pungkas Margianto yang juga putra Jombang. (DPT)
