Skip to content Skip to navigation

TRAGEDI BOM GEREJA DI SAMARINDA : PGI, PGLII, GMKI, MUKI MENGECAM TEROR BOM

Pemberitaan dan pembahasan mengenai kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki T. Purnama petahana Gubernur DKI Jakarta, masih marak dipercakapkan banyak pihak, eskalasi psikologi politik bangsa masih meninggi terkait dengan isu SARA, pada 13 November 2016 lalu kita dikejutkan oleh peristiwa yang kembali mengusik suasana kebatinan persaudaraan sebangsa setanah air. Terjadi ledakan bom digedung Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda Kalimantan Timur.

Bom meledak diareal peparkiran gedung, saat itu banya anak sedang bermain setelah selesai beribadah, karenanya tidak sedikit anak-anak menjadi korban, selain orang dewasa. Pelaku pengeboman menurut penjelasan pihak kepolisian, ternyata merupakan pelaku yang terkait juga dengan peristiwa serupa di Jakarta beberapa tahun lalu, yakni bom buku.

Berbagai organisasi kemasyarakatan marak mengeluarkan pernyataan sikap mengecam tindakan pengeboman tersebut, tidak terutama organisasi kemasyarakatan kristen, seperti PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dan MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia). Berbagai organisasi tersebut, pada garis besar pernyataan sikapnya, senada dan selaras mengecam aksi pengeboman tersebut, meminta sikap dan tindakan penanganan yang serius dari aparat penegak hukum, menghimbau agar masyarakat (khususnya umat kristen) tidak terpancing bereaksi yang dapat memperkeruh suasana, dan mengajak seluruh warga bangsa untuk tetap komitmen menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. (DPT)

Advertorial