

Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, kemarin (19 September 2017) dipercaya menjadi tuan rumah Deklarasi Aksi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Kopertis 3, sebagai rangkaian yang mengawali kegiatan puncak di Bali pada 25-26 September 2017 nanti.
Aksi Deklarasi Perguruan Tinggi Wilayah Kopertis 3 Jakarta, diikuti oleh sekitar 155 orang pimpinan perguruan tinggi swasta dalam wilayah Kopertis 3. Selain dihadiri oleh Rektor UKI Dr. Maruarar Siahaan, Koordinator Kopertis Dr. Ir. Illah Sailah, MS, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Mahasiswa Kemristekdikti Prof. Intan Ahmad, juga hadir Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.
Pada pertemuan di UKI tersebut, telah didengungkan komitmen para pimpinan perguruan tinggi wilayah Kopertis 3, siap berperan nyata dalam memerangi radikalisme dan memasyarakatkan kembali Pancasila. Para pimpinan perguruan tinggi tersebut juga berkomitmen untuk melarang berbagai aktivitas dan keterlibatan pengajar dalam kegiatan/aksi bernuansa radikalisme maupun bertentangan dengan Pacasila. Hal ini sejalan dengan rencana Kemristekdikti yang pada 25-26 September 2017 nanti, bertempat di Bali, akan mengadakan pertemuan nasional bertajuk "Aksi Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme".
Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi se-lndonesia berangkat dari keprihatinan atas kondisi bangsa akhir-akhir ini. Munculnya ajaran atau faham yang menganjurkan kekerasan, tindakan persekusi, adu domba, penyebaran fitnah dan kebencian yang bernuansa SARA.
Ideologi dan perjuangan ideologi yang demikian, sebagaimana dikenal Gerakan Radikalisme, yang saat ini harus diakui, tujuannya sudah mengancam Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, Pimpinan Perguruan Tinggi memutuskan ikut bertanggung jawab untuk mengambil sikap dan langkah konkret melawan Gerakan Radikalisme yang demikian.
Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi ini diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) 1 dan 2 di Bali yang dihadiri oleh kurang lebih 80 Pimpinan Perguruan Tinggi. Pada pertemuan
FGD ini kemudian disepakati untuk bertemu dengan Presiden RI dan
merekomendasikan pelaksanaan acara besar Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi melawan Radikalisme.
Aksi Kebangsaan ini akan dihadiri oleh seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi se-lndonesia , yakni sekitar 4.000 Pimpinan Perguruan Tinggi. Pertemuan ini akan menjadi pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi terbesar di Indonesia dimana sekitar 432 Profesor, 1127 Doktor dan 2500
lebih Magister, dan lain lain, akan hadir dan terlibat dalam acara.
Dalam rangkaian acara ini akan diselenggarakan seminar yang akan menghadirkan tokoh-tokoh nasional, antara lain: Buya Syafi'i Ma'arif, Menristekdikti, Menteri Agama, Kapolri, Yudi Latif, dan Iain-lain, yang akan membahas tentang Peran Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai Benteng Perlawanan terhadap Radikalisme serta Ancaman bagi Pancasila dan NKRI.
Aksi Kebangsaan ini akan berlangsung selama dua hari, yakni 25-26 September 2017, yang dibuka oleh Menristek dikti dan acara puncak Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi ini akan dipimpin langsung oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo.
Tujuan utama Aksi Kebangsaan ini adalah mencari solusi dan merumuskan langkah-langkah yang harus ditempuh, menghadapi berkembangnya faham radikalisme yang berpotensi
memecahbelah anak bangsa dan keutuhan NKRI.
Dipenghujung acara nanti akan kami deklarasikan pernyataan sikap dalam bentuk Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi se-lndonesia Melawan Radikalisme. (DPT)
