
Gelora diskursus Pancasila kian menggelora pasca diresmikannya Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) yang dikepalai oleh Yudi Latief, Ph.D, pada 7 Juni 2017 dengan dibantu oleh Dewan Pengarah yang beranggotakan 9 orang tokoh nasional, yakni Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Ahmad Syafii Ma'arif. KH. Said A. Sieradj, KH. Ma'ruf Amin, Prof. M. Mahfud MD, Sudhamek, Pdt. Andreas A. Yewangoe, dan Wisnu Bawa Tenaya.
Yudi Latief pria kelahiran Sukabumi 52 tahun lalu (26 Agustus 1964) dipercaya untuk memimpin lembaga yang akan mengurusi ideologi Pancasila, sebagaimana belakangan ini persoalan ideologi negara Indonesia, telah menjadi diskursus yang mencemaskan dan mencekam, mengingat kian maraknya penyebarluasan faham-faham ideologi transnasional bernuansa keagamaan tertentu. Gaung pembentukan UKP PIP dengan figur Yudi Latief, telah memberi efek resonansi yang membangun ekspektasi masyarakat akan kembali bangkitnya ideologi Pancasila, yang sempat 'tertidur' selama era reformasi, penyebab hal tersebut terjadi salah satu yang paling dirasa masyarakat adalah ketidak loyalan elit politik, parlemen dan pemerintah dalam menjalankan Pancasila.
Hal tersebut merupakan salah satu bagian dari hasil perbincangan pada dua forum, yang diadakan di Grha Oikumene PGI Jl. Salemba Raya No. 10 Jakarta Pusat, siang hingga malam kemarin (21 Juni 2017) . Dua forum yang dikemas dalam satu judul besar "UKP PIP Mendengar : Bergerak dan Bertindak Membangun Habitus Pancasila", diselenggarakan kerjasama 19 lembaga/0rganisasi. Forum pertama berupa FGD dilaksanakan siang jam 12.30 hingga jam 3 sore, lalu dilanjutkan dengan Dialog Terbuka dengan Ketua UKP PIP Yudi Latief, Ph.D. Acara ditutup dengan buka puasa bersama. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan peran partisipasi aktif masyarakat untuk mendorong UKP PIP menjalankan fungsi dan tugasnya seoptimal mungkin, dengan cara-cara yang partisipatif dan bersinergi dengan masyarakat sehingga bisa berjalan efektif dan efisien. Diharapkan forum tersebut menjadi komitmen bersama untuk saling mendukung percepatan sosialisasi dan pemahaman Pancasila (kembali) sebagai ideologi pemersatu bangsa, dengan demikian Indonesia bisa lebih menata masa depannya dengan lebih baik dalam menjawab semua tantangan globalisasi, termasuk mewujudkan perdamaian dunia.
Adapun 19 lembaga/organisasi yang menjadi penyelenggara kegiatan ialah : AKUR Sunda Wiwitan Cigugur Kuningan Jawa Barat, ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), Dian Interfidei (Institute Dialog Antar Iman di Indonesia), FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia), Forum Stovia, Hikmahbudhi (Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia), ICRP (Indonesia Conference on Religion and Peace), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), JAII (Jaringan Antar Iman Indonesia), JKLPK (Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen), KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), Ma'arif Institute, MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia), PB NU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Perkumpulan AMERTA, PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia), PIKI (Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia), dan SEJUK (Serikat Jurnalis Untuk Keberagamaan).
FGD yang diadakan siang hari kemarin, diikuti oleh sekitar 30 orang dari perwakilan sejumlah lembaga/organisasi, seperti GAMKI, JKLPK, ANBTI, PIKI, PGI, Matakin, Hikmahbudhi, KWI, NU, GP Ansor, Amerta, Forum Stovia, Komunitas AKUR Sunda Wiwitan, dan lain sebagainya. FGD menghasilkan sejumlah rekomendasi yang langsung diserahkan kepada Kepala UKP PIP Yudi Latief sore harinya. FGD selain merangkum serangkaian pelaksanaan FGD yang sebelumnya sudah dijalankan oleh sejumlah lembaga/organisasi, ditambah lagi dengan berbagai masukan, sumbang saran dari peserta FGD siang hari tersebut.
Sementara sore harinya saat forum dialog dengan Kepala UKP PIP Yudi Latief, dengan didampingi oleh Anggota Dewan Pengarah Pdt. Andreas A. Yewangoe dan Pdt. Albertus Patty dari PGI, selain merespon hasil FGD yang telah diserahkan, Yudi Latief pun melakukan dialog dengan peserta forum yang berjumlah sekitar 300 orang dari berbagai latarbelakang. Forum dialog diisi dengan penampilan musik dan nyanyian dari Komunitas Sunda Wiwitan Cigugur Kuningan Jawa Barat, pemotongan tumpeng, dan Doa LIntas Agama yang disampaikan oleh para perwakilan dari 9 komunitas agama dan kepercayaan.
Yudi Latief dalam kesempatan dialog, menjelaskan tentang sekelumit sejarah kelahiran Pancasila dan proses kemerdekaan Indonesia. Merespon berbagai pertanyaan dan pernyataan yang disampaikan peserta forum, Yudi Latief mengemukakan "Negara ini sudah terlalu banyak kesibukannya, mari kita bantu sosialisasi dan pendidikan Pancasila, dengan tugas dan kapasitas kita masing-masing. Ini tanggung jawab kita bersama". (DPT)
