

Puncak Bulan Keluarga Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) tahun 2018, bertemakan "Peran Gereja Dalam Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan", diadakan di Graha Bethel Selasa 26 Juni 2018, dengan menggelar seminar masalah perlindungan anak dan peran gereja dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.
Ratusan orang utusan dari berbagai jemaat gereja lokal dan pengurus GBI diwilayah Jabodetabek, menghadiri pertemuan Puncak Bulan Keluarga. Pimpinan gereja GBI yang nampak hadir, diantaranya Ketum Sinode Pdt. Dr. Japarlin Marbun, Ketua Pembinaan Keluarga Pdt. Dr. dr. Dwidjo Saputro, SpKJ, Ketua Pembinaan Wilayah Pdt. Melianus Ferry Haurissa Kakiay, M.Th, Ketua Misi dan Pelmas Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th, dan sejumlah tokoh GBI lainnya.
Rangkaian kegiatan pada Puncak Bulan Keluarga GBI, selain seminar yang menampilkan narasumber Dr (Cand) Siiti Hikmawatty, S.ST, M.Pd Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) periode 2017-2022, membawakan tema "Perlindungan Anak dan Keluarga Terhadap Kekerasan di Indonesia", dan Pdt. Dr dr Dwidjo Saputro Sp.Kj dari Sinode GBI dengan tema : "Peran Gereja Dalam Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan dan Penelantaran", peluncuran Buku Panduan "Pendampingan Bencana (Krisis) Pada Keluarga, Anak, dan Remaja", serta Pelantikan Tim MEKAR (Melayani Keluarga, Anak, dan Remaja).
Siti Hikmawati menjelaskan banyak data hasil pengkajian dan riset KPAI, seperti data partisipasi orangtua dalam perlindungan anak, bahwa 69,8 perempuan (ibu) lebih partisipatif dibanding laki-laki (ayah) yang 30,2%. Data lain diantaranya prevalensi kekerasan yang dialami anak laki-laki dan perempuan usia 13-17 tahun. Data mengemukakan bahwa anak laki-laki lebih tinggi angka prevalensi kekerasan fisik dibanding anak perempuan, yakni 1 dari 4 anak laki-laki, untuk data anak perempuan, angka prevalensi 1 dari 7 anak perempuan, sedangkan angka kekerasan seksual 1 dari 12 anak laki-laki, sementara untuk anak perempuan 1 dari 19 anak perempuan.
Siti menjabarkan juga data 30,6 % korban kekerasan adalah anak-anak usia 13-17 tahun, sedangkan kekerasan fisik dan kekerasan seksual merupakan jenis kekerasan paling banyak terjadi.
Mengenai faktor pemicu kekerasan adalah minuman keras/minuman alkohol dan pornografi, sedangkan faktor pendukung adalah pernikahan anak, konflik/disharmoni, dan kesalahan pengasuhan. Sementara itu akar penyebab kemiskinan dan relasi kuasa.
Pembahasan Dokter Dwidjo menyebutkan setidaknya ada 5 peran gereja dalam upaya pencegahan kekerasan, yakni pemimpin gereja harus melibatkan komunitas mereka dalam pendidikan dan pemecahan masalah, gereja dapat berperan optimal dalam menyediakan dukungan umum untuk keluarga, gereja perlu melaporkan pelecehan dan penelantaran, gereja memiliki kepedulian yang tulus terhadap keamanan anak-anak, gereja membangun kolaborasi dengan organisasi layanan sosial untuk mengkoordinasikan upaya pencegahan dan deteksi dini kekerasan anak dan keluarga.
Jelang siang hari, Ketua Umum Sinode GBI Pdt Japarlin Marbun, meluncurkan buku panduan "Pendampingan Bencana (Krisis) Pada Keluarga, Anak, dan Remaja", serta Pelantikan Tim MEKAR (Melayani Keluarga, Anak, dan Remaja). Kedua program tersebut semakin menambah catatan prestasi kerja periode kepengurusan Pdt Japarlin.
Pengurus Tim MEKAR Tingkat Pusat yang dilantik oleh Ketua Umum Sinode GBI Pdt Japarlin, adalah sebagai berikut :
Pengarah : Pokja Keluarga Unggul BPH GBI
Ketua : Pdt dr. Eunike S Sadrach
Wakil Ketua : Pdm Suharni Liberty
Sekretaris : Pdm Antonius Sitompul SH, M.Th
Bendahara : Pdt Laura G Mesach
1. Bidang Hukum : Raja Basar Abraham Novanda Harefa, SH
2. Bidang Organisasi : Pdt dr. Eunike Sadrach
3. Bidang Lintas Instansi (External) : Pdt Iman Tarunajaya
4. Bidang Pelatihan : dr Anggia Hapsari, SpKJ (K), dan Pdm Ricky Rido Sinaga. S.Th
S. Bidang Keuangan : Pdt Laura G Mesach (DPT)
