
Bertambahnya pasien positif virus corona Covid-19 di Indonesia, dengan data terkini berdasarkan laporan kompas.com hari Minggu 15 Maret 2020, sudah menjadi 117 pasien. Pemerintah pusat dan Pemda, telah mengeluarkan himbauan untuk menutup aktivitas sejumlah tempat publik, termasuk perkantoran.
Gereja sebagai tempat yang menghimpun berbagai aktivitas orang banyak, pun turut menindaklanjuti himbauan pemerintah. Termasuk juga pihak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Ketua Umum MPH PGI, Pdt. Gomar Gultom, melalui pesan kepada umat gereja, dikirim melalui layanan WA, menghimbau agar umat kristen, memperhatikan himbauan mewaspadai wabah virus corona Covid-19.
Pdt Gomar melalui pesan WA tersebut, tersirat mendorong agar gereja dapat melakukan suatu peribadahan dengan memanfaatkan teknologi media sosial, untuk mengurangi atau menghindari pertemuan orang banyak digereja, yakni dengan melakukan ibadah melalui video streaming, penyebaran video khotbah/renungan, dsb, dalam istilah Pdt Gomar disebut e-church.
Berikut selengkapnya isi pesan WA Pdt Gomar Gultom, yang diterima Gerejani.com :
"Saya menyambut positif dan mendukung himbauan Presiden agar membatasi mobilitas penduduk, terutama untuk kumpul-kumpul, termasuk ibadah.
Sejak kemarin saya sudah mengedarkan himbauan kepada warga gereja untuk membatasi perjalanan dan perjumpaan yang tidak terlalu penting. Saya juga sudah menyarankan untuk mempertimbangkan alternatif persekutuan dan ibadah dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi digital dengan mengembangkan e-church. Hari ini ada beberapa gereja yang sudah menerapkannya. GKI Pondok Indah dan JPCC tidak menyelenggarakan ibadah di gereja, tetapi tetap ada kotbah dan renungan yang disampaikan lewat radio dan/atau video streaming. Dan warga dapat bergabung dengan e-church tersebut.
Memang belum banyak gereja yang siap karena masalah infrastruktur. Tapi saya kira ke depan akan lebih siap, sehingga umat dapat beribadah dari rumah.
Gereja yang masih menyelenggarakan ibadah hari ini, kemarin telah saya himbau untuk menyediakan fasilitas cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh umat di pintu masuk dan agar melakukan disinfektan ruang ibadah sebelum ibadah dimulai.
Dalam kondisi berat yang kita hadapi, kita semua harus dapat menahan diri dan ikut serta dalam upaya menanggulangi masalah ini. Kerjasama dan kesetiakawanan kita diuji kini sebagai bangsa." (DPT)
