Skip to content Skip to navigation

PDT EDY WAGINO MANTAN NAPI YANG HIDUPNYA DIUBAHKAN TUHAN, RINDU MELAYANI ANAK-ANAK TUHAN DI RUTAN DAN LAPAS

Gerejani Dot Com - Gembala GBI Sinona Pdt. Edy Wagino, M.Th setelah menanti sekian tahun, akhirnya berkesempatan melayani persekutuan di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya, hal ini diungkapkannya sebelum menyampaikan renungan firman Tuhan dalam Persekutuan Doa di Rutan Direktorat TAHTI Polda Metro Jaya, sore hari Minggu 25 September 2022.

Pdt Edy dengan tim pelayanan yang diantaranya sejumlah jurnalis PERWAMKI, sebelum memasuki tempat persekutuan, harus terlebih dulu melewati proses pemeriksaan petugas jaga rutan, lalu setelah pemeriksaan selesai, Pdt Edy dan tim dipersilakan menuju tempat persekutuan.

Pdt Edy mensharingkan pengalaman hidupnya yang dulu pernah beberapa kali menjadi narapidana, sebelum akhirnya pada tahun 1996, dia dijamah Roh Kudus melalui hamba-Nya, Pdt. Wieweko Mulyono. Pdt Edy yang dulu mempunyai nama panggilan Ahok, saat dipenjara, setelah mendengarkan khotbah Pdt Wieweko, dirinya bertobat.

“Pengalaman saya di penjara sampai 6 kali. Sampai suatu ketika saya mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Wieweko Mulyono, dia sampaikan Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu. Yang baru sudah datang. Mendengar ayat ini saya menangis seperti anak kecil. Karena benar-benar saya pingin punya niat untuk berubah,” kisah Pdt. Edy Wagino.

Renungan firman Tuhan yang disampaikan Pdt. Edy Wagino dalam persekutuan di Rutan Direktorat TAHTI Polda Metro Jaya, diambil dari nats 2 Korintus 5:17 dengan tema renungan "Hidup yang Diubahkan".

Pdt Edy mengemukakan bahwa setelah bertobat, dan menjadi hamba Tuhan, dirinya kerap melayani diberbagai rutan dan lapas, termasuk ke Nusakambangan dan Sukamiskin, dirinya mempunyai kerinduan untuk melayani di Rutan Polda Metro Jaya, namun belum mendapat kesempatan untuk pelayanan di Rutan Polda Metro Jaya, hingga saat Minggu 25 September 2022. 

“Setelah bertobat beberapa tahun yang lalu, saya terpanggil untuk melakukan pelayanan di berbagai penjara di Indonesia. Saya juga rindu untuk melayani di Rutan Polda Metro Jaya ini. Dan saya bisa melayani disini karena dibantu sahabat saya, Kadiv Propam Polda, Bapak Kombes Pol Bhirawa. Saya bilang kepada beliau, saya ingin melayani para warga binaan di Rutan Polda. Puji Tuhan, tiba-tiba beliau memberikan kontak Ibu Charlotte yang mengurus persekutuan di Rutan, dan akhirnya diizinkan pelayanan di sini,” ungkap Pdt. Edy disela-sela penyampaian firman Tuhan.

Pdt. Edy mengemukakan, “Bagi yang sebelumnya suka ribut-ribut, reseh, mabuk, dan sebagainya, itu harus ditinggalkan. Sudah seharusnya tidak ada lagi dalam kehidupan kita. Kita harus bersih-bersih semua. Kalau kita menyadari sama-sama orang berdosa, harusnya kita lebih saling mengasihi,” menyemangati kerinduan penghuni Rutan yang ingin hidup baru, hal ini diutarakan sebagai pemahaman pembacaan Lukas 5:27-30.

Dalam Lukas 5, disebutkan Lewi sebagai orang berdosa, Pdt Edy menjelaskan bahwa, pada zaman itu Lewi merupakan pekerjaan pemungut pajak yang memiliki imej memungut pajak tidak sesuai aturan. Disinilah para pemungut pajak melakukan korupsi.

“Nah, bagaimana caranya supaya hidup kita berubah? Pertama, Salah satu kunci hidup Lewi diubahkan adalah ketika berjumpa dan mengikut Yesus (Luk 5:27). Bayangkan saja, orang yang banyak merugikan masyarakat pada waktu itu tiba-tiba berubah. Kedua, Setelah berjumpa Yesus, hidupnya diberikan kepada Tuhan dan melayani (Luk 5:28). Ketiga, Menjadi Berkat bagi orang lain (Luk 5:29),” ulas Pdt. Edy.

Pdt. Edy Wagino Kesaksian Mengalami Serangan Jantung 2015

“Tragedi yang paling mengerikan adalah ketika seseorang mengalami kematian. Saya berharap, kita semua jangan takut dengan kematian. Tahun 2015, saya kena serangan jantung di tengah jalan ketika menyetir mobil. Kemudian saya dilarikan ke RS Harapan kita dan diobservasi selama 8 jam. Di tengah kondisi kritis, dokter katakan, kamu tidak boleh pulang dan harus segera pasang ring. Pada waktu saya dibawa ke ruangan ICCU, Tuhan berbicara kepada saya, ‘justru dalam kelemahanmu kuasa Tuhan jadi sempurna’. Disitulah saya mengambil tindakan langkah iman, tidak mau pasang ring. Padahal telah terjadi penyempitan, tinggal 1 persen nyawa saya. Kemudian saya masih terus berdoa. Dan saya bertanya, Tuhan ini suara Tuhan, suara saya atau suara setan? Akhirnya saya bilang ke keluarga, semua menangis dan bilang ‘Papa tidak sayang kita’. Keputusan saya tidak pasang ring, dikira pamitan untuk meninggalkan keluarga. Padahal saya beriman, kalau ini kehendak Tuhan, Tuhan pasti pulihkan saya. Selama 2 tahun saya beriman, akhirnya dokter menemukan 2 penyempitan itu hilang dan 99 persen itu turun drastis. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Seiring berjalannya waktu, sampai hari ini saya mengimani bahwa saya sudah sembuh,” kisah Pdt. Edy.

Lanjut Pdt. Edy, bahwa tragedi yang paling mengerikan dalam kehidupan seseorang itu bukan sebuah kematian, tetapi kehidupan tanpa tujuan. “Hidup kita harus punya tujuan. Artinya, kita mau berjumpa Yesus melalui Alkitab/firmanNya. Sehingga firman Tuhan itu mengubah hidup saya. Kita harus berproses. Pengalaman saya di penjara sampai 6 kali. Sampai suatu ketika saya mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Wieweko Mulyono, dia sampaikan Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu. Yang baru sudah datang. Mendengar ayat ini saya menangis seperti anak kecil. Karena benar-benar saya pingin punya niat untuk berubah,” ujar Pdt. Edy Wagino.

Saat dirinya memulai pelayanan sebagai hamba Tuhan dengan mendirikan GBI Sinona, perjalanan hidupnya yang baru pun tidak mulus, ada saja komentar-komentar miring tentang masa lalu yang berkali-kali dipenjara, tetapi Pdt Edy yang hidupnya mengandalkan Tuhan, berawal dari dirinya mendoakan seorang Ibu tua yang sakit, lalu Tuhan memberikan kesembuhan bagi Ibu tersebut, lambat laun pelayanannya sebagai Gembala di GBI Sinona, diperkenan Tuhan berkembang.

Sebelum meninggalkan tempat persekutuan, ada beberapa penghuni rutan yang mengikuti persekutuan, menghampiri Pdt Edy dan meminta untuk mendoakan mereka. (DPT)

Share

Advertorial