Mensikapi kericuhan yang terjadi saat paripurna DPR RI tentang hasil kerja pansus hak angket Bank Century, oleh karena sikap Ketua DPR RI yang terkesan terburu-buru menutup paripurna tanpa berkoordinasi dengan para wakil ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso sebagai salah seorang Wakil Ketua DPR RI, setelah berdiskusi dengan sesama wakil ketua lainnya, mengatakan bahwa akan diadakan rapat pimpinan mendadak, dan dia memerintahkan Sekjend DPR RI untuk segera mempersiapkan rapim tersebut.
Para wakil ketua DPR RI yang terdiri dari Pramono Anung (F. PDI Perjuangan), Priyo Budi Santoso (F. Partai Golkar), dan Anis Matta (F. PKS) melakukan konferensi pers di Balai Wartawan DPR RI sesaat setelah mereka menemui Ketua DPR RI untuk melakukan rapim. Wartawan banyak mempertanyakan tentang sikap Ketua DPR RI yang secara sepihak menutup paripurna, dan menanyakan apakah hal tersebut akan dilaporkan kepada Badan Kehormatan DPR RI sebagai pelanggaran tata tertib DPR RI.
Menanggapi pertanyaan wartawan dan sekaligus melakukan klarifikasi sikap Ketua DPR RI yang menutup paripurna secara sepihak tanpa terlebih dahulu berkoordinasi dengan para wakil ketua, Pramono Anung mewakili para wakil ketua lainnya, mengatakan "Sangat sungguh mengecewakan, dimana pimpinan dewan atau Ketua Dewan tidak bisa memimpin jalannya sidang paripurna dengan baik, dan itu terlihat betul, seharusnya siapapun yang memimpin itu sebagai fasilitator dari jalannya persidangan, tidak boleh berpihak, walaupun tentunya sebagai bagian dari partai politik atau fraksi yang ada, yang bersangkutan boleh mempunyai judgement ataupun apapun, tetapi dalam memimpin, semuanya harus didengarkan dengan seksama, tapi sungguh sangat menyesalkan, belum ada pembicaraan apapun dengan pimpinan dewan lainnya, padahal kita tahu bersama, yang namanya pimpinan dewan itu kolektif kolegial. Karena kolektif kolegial, seyogyanya sebelum memutuskan apapun, bahwa ini menyangkut hal yang penting, mendapatkan perhatian publik yang luarbiasa, melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pimpinan lainnya".