
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan pada Rabu 19 April 2017, sementara saat ini KPU DKI Jakarta sedang dalam proses penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) untuk putaran kedua tersebut. Wage Wardhana Komisioner KPU Jakarta Timur, menyampaikan kepada Gerejani Dot Com via pesan singkat WA pagi tadi (20 Maret 2017), bahwa kemarin KPU Jakarta Timur telah menetapkan jumlah DPS Jakarta Timur sebesar 2.043.221 orang yang terdiri dari 1.016.971 pemilih laki-laki, dan 1.026.250 pemilih perempuan, dengan jumlah TPS 3.694 buah. Sementara, masih ada 69.211 orang pemilih DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) saat putaran pertama masih dalam proses verifikasi. Dalam rangka penyusunan daftar pemilih yang maksimal, KPU Jakarta Timur, pada 22-28 Maret 2017 memberikan kesempatan masyarakat menyampaikan tanggapannya terhadap daftar pemilih putaran kedua, dan selain itu KPU Jakarta Timur akan membuka posko-posko pendaftaran pemilih disejumlah titik strategis.
Pewarna Indonesia dalam program siarannya di RPK FM 96.30 hari ini (20 Maret 2017) membahas tentang Kualitas Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta perspektif Masyarakat, narasumber diskusi tersebut hadir Muflizar (pengamat pemilu/pilkada) dan Daniel Kambey (Formag DKI Jakarta), dan Thonny Ermando (Pewarna Indonesia DKI Jakarta).
Muflizar sebagai mantan komisioner KPU DKI Jakarta periode 2004-2009, dan juga pegiat pemilu/pilkada mengungkapkan bahwa salah satu persoalan yang paling menonjol dan paling banyak mendapat perhatian masyarakat dalam pelaksanaan pilkada adalah masalah daftar pemilih. “Sistem penetapan daftar pemilih secara konsep, sudah baik selama ini, hanya dalam pelaksanaannya masih banyak celah-celah kosong yang tidak begitu dioptimalkan oleh penyelenggara” ujar Muflizar mengkritisi salah satu persoalan dalam pilkada.
Masalah lain yang diungkapkan oleh aktivis senior KIPP ini, soal pelaksanaan kampanye. “KPU dan Bawaslu harus lebih aktif menggunakan peraturan-peraturan dalam mengantisipasi potensi-potensi konflik dalam masyarakat, agar tidak menjadi bola salju, seluruh potensi pelanggaran harus lebih diperhatikan secara seksama”. Muflizar mengungkapkan sejumlah contoh potensi pelanggaran diantaranya keterlibatan aparatur sipil negara, merebaknya berbagai berita bohong (hoax), penyebarluasan isu bernuansa fitnah, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Daniel Kambey sebagai tokoh masyarakat kristiani dari Formag (Forum Musyawarah Antar Gereja) DKI Jakarta; lembaga yang menjadi mitra dari Pemda juga lembaga aras kegerejaan (seperti PGI, PGPI, PGLII, Advent, Baptis, Bala Keselamatan, dan Orthodox), mencermati pelaksanaan pilkada, senada dengan Muflizar, bahwa kecenderungan masalah yang terjadi masih sama, “Persoalannya klasik, tidak pernah berubah, nah kita bingung...dengan anggaran yang cukup besar, tetapi perbaikan-perbaikan, dia set back kembali ke problem yang sama, yang seharusnya ada perbaikan, sehingga perjalanan pilkada atau pesta demokrasi kita bisa lebih berkualitas” demikian ujar Daniel Kambey.
Mensikapi maraknya beredar kemunculan spanduk bernuansa SARA, kedua narasumber sepakat bahwa hal tersebut sebenarnya bisa diantisipasi oleh jajaran struktural Pemda DKI Jakarta ditingkat bawah. Baik Muflizar maupun Daniel Kambey, menyayangkan sikap jajaran struktural Pemda DKI Jakarta yang kurang cepat tanggap mengambil langkah antisipatif terhadap kemunculan spanduk-spanduk bermasalah seperti itu, sehingga kini menjadi kegaduhan dalam masyarakat. Mereka berdua sepakat bahwa Satpol PP ditingkatan Kelurahan dan Kecamatan, semestinya dapat langsung mengambil tindakan pencopotan spanduk-spanduk tersebut.
Khusus mengenai persoalan daftar pemilih, para narasumber menghimbau agar masyarakat lebih mengaktifkan dirinya, lebih berinisiatif untuk mengecek apakah dirinya sudah masuk dalam daftar pemilih, dan ataupun lebih proaktif menghubungi jajaran KPU DKI Jakarta (PPS di Kelurahan) terkait dengan proses pendaftaran pemilih, agar nanti pada hari pemungutan suara, tidak lagi menimbulkan kegaduhan seperti saat putaran pertama. Untuk lebih lengkapnya pembahasan diskusi pagi tadi, silakan klik link ini. (DPT)
